Insight
Harmonisasi Konsep In-House dan Out of Hospital Branding Dalam Project Brand Communication Rumah Sakit
Team : Aortic HealthWork Indonesia
Meski social media telah menjadi platform dominan dalam komunikasi brand, penting untuk digarisbawahi bahwa etika pemasaran dan periklanan rumah sakit memiliki regulasi yang harus dipatuhi. Namun, batasan ini bukanlah penghalang kreativitas. Banyak pilihan lain yang juga menjadi ruang untuk berkreativitas dalam menciptakan persepsi terhadap brand rumah sakit.
Redefinisi Peran Social Media
Social media telah menjadi alat komunikasi yang sangat efektif dalam menjangkau audiens yang lebih luas. Bagi rumah sakit, platform ini harus digunakan sebagai media interaksi, bukan sekadar penyampaian informasi satu arah. Misalnya, rumah sakit bisa memanfaatkan social media untuk berinteraksi dengan kelompok pasien dengan penyakit tertentu melalui berbagai program sharing and caring. Interaksi ini membantu membangun hubungan yang lebih empatik dan menciptakan rasa nyaman dan terlindungi.
Meskipun penting, social media hanyalah satu bagian dari bauran alat komunikasi yang lebih luas untuk menunjang layanan customer care. Rumah sakit perlu mengintegrasikan social media dengan alat komunikasi lainnya, seperti email, telepon, aplikasi mobile, untuk menciptakan pengalaman pasien yang memudahkan. Social media dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai saluran ini, memastikan bahwa pasien mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi di media mana pun yang mereka gunakan.
Di tengah tren viralitas yang sering kali mengorbankan nilai dan etika, rumah sakit tidak perlu mengikuti arus tersebut dengan menurunkan martabat profesi kesehatan. Konten yang berfokus pada sensasionalisme atau mencoba mengikuti tren tanpa relevansi justru dapat merusak reputasi institusi dan menimbulkan berbagai kontroversi. Sebaliknya, rumah sakit harus fokus pada konten yang berintegritas, yang mencerminkan profesionalisme dan komitmen terhadap pasien dan pengunjung.
Dalam perencanannya , konten social media rumah sakit harus lebih fokus pada permainan emosional dan empati daripada sekadar entertainment dan edukasi. Konten yang menyentuh hati, seperti cerita penyembuhan, perjuangan pasien, atau dukungan komunitas, lebih relevan dan memiliki dampak yang lebih mendalam. Dengan pendekatan ini, rumah sakit dapat menunjukkan kepedulian mereka yang tulus terhadap pasien, sekaligus memperkuat persepsi sebagai penyedia layanan kesehatan yang humanis.
Implementasi In-House Branding
In-house branding adalah strategi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh banyak rumah sakit. Padahal, banyak media internal yang bisa digunakan sebagai alat branding efektif. Misalnya, penggunaan area parkir yang bisa dipenuhi dengan berbagai gimmick informasi kesehatan. Ini tidak hanya meningkatkan awareness di antara pasien dan pengunjung, tetapi juga membangun identitas brand yang kuat dari dalam institusi itu sendiri.
Di sisi pelayanan, komunikasi interpersonal di lingkungan rumah sakit merupakan salah satu elemen kunci dalam implementasi in-house branding. Setiap interaksi antara staf medis dengan pasien atau pengunjung adalah kesempatan untuk memperkuat citra brand rumah sakit. Ini dapat dicapai dengan pelatihan staf untuk berkomunikasi dengan cara yang solutif. Misalnya, dokter dan perawat dapat dilatih untuk tidak hanya memberikan informasi klinis tetapi juga untuk menggali aktivitas hobi yang disukai oleh pasien.
Memanfaatkan teknologi touchscreen untuk berinteraksi secara digital dapat menjadi sebuah strategi yang unik karena dapat menampilkan berbagai tips, games dan berbagai gimmick digital yang interaktif, selain itu ruang-ruang tertentu di rumah sakit, seperti ruang pertemuan, dapat dimanfaatkan sebagai 'space for education' atau ruang edukasi sepanjang waktu layaknya sebuah booth di mall yang menjadi bagian dari strategi in-house branding.
OOHOS sebagai Bentuk Komunikasi Brand
Dalam dunia periklanan tradisional, kita mengenal istilah OOH (Out of Home) untuk media yang ditempatkan di luar ruang. Di industri rumah sakit, konsep serupa dapat diterapkan melalui OOHOS (Out of Hospital Services), di mana media utama adalah manusia, baik itu petugas medis, pasien, maupun komunitas. Dengan memanfaatkan interaksi langsung antara staf medis dan masyarakat, rumah sakit bisa membangun citra positif dan memperluas jangkauan brand mereka.
Menyelenggarakan event tertarget di luar lingkungan rumah sakit adalah cara yang efektif untuk memperluas jangkauan brand dan memperkuat hubungan dengan komunitas. Kategori event seperti lomba, aksi komunitas dan sales event dapat meningkatkan visibilitas rumah sakit dan menunjukkan komitmen keberadaan rumah sakit di ruang publik.
Rumah sakit juga dapat memainkan peran penting dalam pengembangan komunitas sebagai bagian dari strategi OOHOS. Program-program pengembangan komunitas di kawasan tertentu yang difokuskan pada berbagai inisiatif, seperti inisiatif kesehatan lingkungan, inisiatif olah raga, inisiatif nutrisi, menunjukkan aksi nyata rumah sakit untuk berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa rumah sakit memiliki tanggung jawab sosial yang kuat dan berusaha untuk menjadi mitra dalam membangun komunitas yang lebih sehat.
Membangun dan memelihara clinical relationship dengan fasilitas kesehatan lain di luar rumah sakit juga menjadi strategi penting dalam OOHOS, termasuk kerja sama dengan klinik satelit, dokter keluarga, dan dokter spesialis yang berpraktik secara independen untuk menyediakan akses layanan kesehatan yang memudahkan pasien. Clinical relationship ini akan memperkuat reputasi rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan yang kooperatif dan integratif.
Kolaborasi dengan industri lain di luar sektor kesehatan juga dapat membuka peluang baru untuk memperluas komunikasi brand rumah sakit. Misalnya, bekerja sama dengan industri teknologi untuk mengembangkan aplikasi kesehatan, atau dengan industri makanan dan minuman untuk mempromosikan gaya hidup sehat melalui produk-produk yang mendukung kesehatan. Kolaborasi lintas industri ini memungkinkan rumah sakit untuk menjangkau audiens yang lebih luas, mengintegrasikan kesehatan ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan menciptakan sinergi yang saling menguntungkan. Dengan berkolaborasi secara inovatif di luar batasan tradisional industri kesehatan, rumah sakit dapat memperkuat persepsi brand mereka kepada audience yang sangat spesifik.
Penting untuk diingat kembali bahwa rumah sakit tetaplah rumah sakit, sebuah institusi dengan karakter industri yang unik dan "serius". Meskipun pendekatan yang ringan, ramah dan viral bisa digunakan untuk mendekati audiens, ada garis tipis antara menjadi 'receh' dan 'murahan'. Konten yang disajikan di social media harus tetap mempertahankan standar etika dan moral yang tinggi, mencerminkan nilai-nilai inti rumah sakit sebagai institusi kesehatan yang berwibawa, karena bila tidak industri ini akan diinjak-injak oleh berbagai negativisme publik.